5 Cara yang Dilakukan Guru dalam Meningkatkan Ketahanan Duduk Anak Autis
5 CARA YANG DILAKUKAN GURU
DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN DUDUK ANAK AUTIS DALAM BELAJAR
SLB Autisma YPPA Padang
Penulis : Rini Yanty, S. Pd
Anak autis merupakan anak dengan gangguan komunikasi, interaksi dan perilaku. Mereka mengalami gangguan yang kompleks muncul saat usia perkembangan. Anak yang di diagnosa oleh tenaga ahli mengalami gangguan autis, harus sesegera mungkin melakukan intervensi dini, mengingat perkembangan otak lebih aktif sampai usia 5 tahun. Semakin cepat mendapatkan penanganan yang tepat maka mereka dapat berprogres lebih baik, baik komunikasinya, interaksi dan perilaku yang menjadi lebih terarah. Faktor lain yang dapat mendukung progresnya anak autis yaitu pola asuh orang tua, komitmen keluarga, berat ringannya autis serta intensif jumlah jam belajar yang banyak baik di sekolah maupun di rumah.
Salah satu gejala yang ditunjukkan anak autis dalam aspek perilaku ialah mereka belum dapat bertahan duduk tenang dalam belajar, kecendrungan marah, mengamuk, meronta dan selalu berusaha lari dari tempat duduk sambil menangis pertanda mereka menolak belajar. Namun, ketika bel berbunyi mereka kelihatan senang dan ketika masuk kelas perilaku seperti menolak belajar muncul kembali. Sebagai guru, dapat membimbing mereka melewati masa penanganan hari pertama ini agar mereka bisa memahami dan mengikuti instruksi guru dengan baik.
Kurikulum awal untuk anak autis tentang penanganan hari-hari pertama dengan melatih mereka kontak mata dan kepatuhan anak untuk bertahan duduk selama mengikuti pembelajaran. Adapun cara yang dapat dilakukan guru agar anak autis dapat meningkatkan ketahanan duduknya dalam belajar, sebagai berikut:
1. Mempersiapkan segala sesuatu yang menarik bagi anak baik.
Hal tersebut dapat berupa benda atau makanan yang disukai oleh anak sebagai imbalan dalam belajar.
2. Menciptakan suasana yang menyenangkan
Suasana menyenangkan tersebut seperti guru memberikan reward yang tidak membosankan seperti imbalan sosial lainnya.
3. Memberikan waktu istirahat yang teratur
Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan waktu singkat untuk bergerak atau beristirahat sebelum kembali ke aktifitas belajar.
4. Memberikan aktifitas fisik yang teratur
Guru dapat menyelingi kegiatan belajar dengan aktifitas fisik ringan untuk membantu anak lebih tenang dan siap untuk duduk kembali.
5. Mengatur durasi waktu belajar
Guru dapat membagi waktu belajar menjadi sesi-sesi pendek dapat membantu anak untuk lebih mudah bertahan duduk.
Orang tua dan guru dapat menggunakan cara-cara ini agar anak dapat mudah bertahan duduk. Selamat mencoba.