-800x600.jpg)
Pentingnya Suatu Permainan bagi Anak Autis di SLB Autisma YPPA Padang
Ditulis Oleh : Asnitawati, S.Pd
slbautisma-yppapadang.sch.id - Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak. Dalam kamus besar bahsa Indonesia (2003:697) disebutkan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan alat tertentu atau tidak). Selain menimbulkan rasa kegembiraan, dalam bermain banyak hal yang dapat kita pelajari.
Bermain dapat diartikan sebagai suatu kegiatan melakukan gerakan-gerakan berjalan, melompat, memanjat, berlari, merangkak, berayun dan lain sebagainya. Diana Mutia (210:151) mengatakan bermain, dapat mengontrol motoric kasar. Permainan dapat dilakukan secara berkelompok ataupun secara individu. Begitu pula bagi anak autis, bermain akan membantu mereka untuk melatih berbagai macam kemampuan. Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari sebuah permainan yaitu :
Melatih konsentrasi
Melatih kesabaran (emosi)
Melatih untuk bersaing
Melatih percaya diri
Melatih agar lebih bijak dalam menerima kekalahan.
Melatih morik kasar
Melatih kejujuran
Saat pendidik ingin menerapkan suatu permainan, maka terlebih dahulu perlu ditentukan permainan apa yang baik dan tepat untuk dilakukan kepada peserta didik. Terutama untuk peserta didik autis, Sebagaimana kita ketahui anak autis memiliki beberapa kesulitan diantaranya emosi yang tidak terkontrol serta konsentrasi yang mudah terpecah. Untuk itu perlu dicarikan suatu permainan yang sifatnya tidak membahayakan, menyenangkan, dan bermanfaat untuk kemapuan peserta didik.
Banyak permainan yang dapat kita ajarkan untuk dapat melatih emosi, kesabaran, dan konsentrasi anak autis. Adapun contoh permaian yang dilakukan secara individu adalah dengan melakukan permainan memasukkan bola ke dalam botol plastic dengan cara mendorongnya dengan menggunakan penggaris. Dalam permainan ini dituntut konsentrasi yang penuh, Anak diajarkan untuk dapat bersaing, dimana permainan dilakukan oleh dua orang. Permainan diawali dari kegiatan memukul bola dengan penggaris, kemudian memasukkan bola ke dalam botol, kegiatan dilakukan berulang-ulang sampai ke botol terakhir. Sebelum melakukan permainan guru akan memberikan contoh cara melakukan permainan. Guru juga akan menjelaskan dalam permainan tentu ada yang menang dan kalah.Peserta didik diajarkan antu dapat menerima kekalahan dengan lapang dada, dan memotivasi mereka agar lebih giat lagi berlatih. Sedangkan untuk peserta didik yang belum mendapat giliran untuk bermain diarahkan untuk memberikan semangat bagi pemain.
Sedangkan contoh permainan yang dilakukan secara berkelompok lebih mengarahkan pada sikap kerjasama. Peserta didik dilatih untuk dapat bekerjasama dalam melakukan permainan, contohnya menyusun minuman gelas dengan bantuan karet yang diikatkan dengan tali plastic. Dari pernyataan ini dapat kita simpulkan bahwa belajar itu bisa dimana dan kapan saja.