
10 Peran Penting Orangtua Siswa SLB Autisma YPPA Padang dalam BDR
Ditulis
oleh Rini Yanty, S.Pd
SlbAutisma-YppaPadang.sch.id
-
Pendidikan dasar yang paling utama diterima anak adalah dari keluarga, sekolah hanya merupakan fasilitator saja. Waktu anak bersama keluarga lebih
banyak dibandingkan dengan di sekolah. Di masa pandemi ini, peran orangtua
sangatlah penting, sebagai sentral membelajarkan anak. Tugas orangtua merangkap
sebagai terapis, pendidik dan pendamping bagi anak berkebutuhan khusus.
Kerjasama dengan guru dan komunikasi yang intens secara virtual harus tetap
terjalin.
Anak dengan gangguan
perilaku, hari-hari mereka harus dipersiapkan untuk belajar, agar mereka tidak
punya kesempatan untuk asyik dengan dunianya sendiri, larut dalam hayalan-hayalan
dan munculnya perilaku-perilaku yang tidak terkendali. Orangtua dan anak perlu
penyesuaian terhadap pola Belajar dari Rumah (BDR), untuk itu anak dan orangtua
harus saling belajar.
Orangtua harus memahami
karakteristik, kebutuhan serta kemampuannya, hal-hal yang disukai dan tidak
disukai anak. Orangtua sebaiknya juga membangun komitmen dengan anggota
keluarga lainnya dalam menangani anak autisnya di rumah. Mengatur jam belajar
dan tetap menjaga makanan agar diet mereka tetap terjaga. Sekolah juga harus
membantu menyelesaikan masalah kegiatan di rumah dan guru siap memotivasi orangtua
demi keterlaksanaan BDR.
Peran guru selama
pandemi ini akan diambil alih oleh orangtua. Orangtua harus mempersiapkan fisik
dan mental sehingga belajar dari rumah dapat berjalan seoptimal mungkin.
Totalitas keterlibatan orangtua dan anggota keluarga dalam menangani anak
sangatlah mempengaruhi perkembangan mereka. Selain anak harus mendapatkan
pendidikan yang berkualitas di masa pandemi ini, orangtua juga harus
memperhatikan kesehatan mereka.
Adapun hal-hal yang dilakukan orangtua di rumah dalam membelajarkan anak di rumah di antaranya adalah sebagaimana berikut;
1. Memahami betul program yang akan diajarkan ke anak, karena jika tidak tepat akan mempengaruhi pemahaman anak terhadap konsep.
2. Terlibat dalam merancang program.
3. Memahami panduan baik berupa modul,
foto-foto dan video pembelajaran yang dikirim guru.
4. Melakukan pembelajaran sesuai arahan
guru.
5. Mengatur jadwal pembelajaran anak mulai
dari jadwal terapi perilaku, latihan ADL, latihan perkembangan motorik dan
lainnya.
6. Bersedia melakukan videocall dengan guru
jika ada kesulitan mengajarkan program tertentu.
7. Mengirimkan foto, video dan tugas belajar anak dengan orangtua.
8. Memperhatikan koreksi / masukan guru
terhadap foto atau video yang dikirim ke guru.
9. Melakukan diskusi dengan guru melalui
grup terhadap kendala-kendala yang dihadapi
10.Mengevaluasi progres anak dengan guru.
Sungguh, BDR bukanlah hal yang mudah bagi keluarga, apalagi jika anak mempunyai gangguan autis kategori berat dengan penyerta. Untuk itu sangatlah diperlukan pembagian tugas yang jelas dalam keluarga, sehingga tidak memberatkan salah satu pihak. Menangani mereka tentu sangat berbeda karena memerlukan meode, strategi, dan pendekatan yang tepat jika dibandingkan dengan menangani anak normal pada umumnya. (*)