
Pentingnya Melatih Attending Skill/Kepatuhan Bagi Peserta Didik Autis SLB Autisma YPPA Padang
ditulis oleh Rini Yanty, S.Pd
Slbautisma-yppapadang.sch.id - Attending skill/kepatuhan merupakan latihan dasar/ awal dan utama sekali dilatihkan kepada peserta didik autis. Biasanya dalam memberikan latihan ini anak akan memberikan perlawanan/penolakan dan berusaha untuk menghentkan sesi ini. Perilaku perlawanannya seperti menangis selama sesi belajar, teriak, menyakiti diri sendiri dan gurunya, berusaha berlari ke luar ruangan, dan tidak mau duduk di kursi.
Sebagai guru dalam membentuk
kepatuhan ini meski dengan berbagai penolakan guru harus berusaha keras dan
tidak boleh terbawa arus dengan kondisi saat itu dalam artian guru tidak boleh
kalah. Belajar tidak boleh berhenti, karena jika hal ini sempat terjadi dan si
anak merasa menang untuk seterusnya mereka akan terus melakukan perlawanan
hebat dan lebih hebat lagi. Biasanya dalam penanganan hari-hari pertama ini
anak dipegang oleh satu guru dan satu asisten/shadow teacher yang duduk dibelakang anak.
Sebagai orang tua harus tega
dan kuat dan tidak mengacaukan sesi ini, sebaliknya harus mendukung dan
membangun komitmen dengan keluarga, agar belajar terus berjalan dan dilanjutkan
apapun kondisinya. Jika anak, guru dan
orang tua bisa melewati ini maka program selanjutnya bisa diikuti oleh peserta
didik. Adapun hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan terapi diantaranya :
1. Gradasi autis yang dialami peserta didik (berat, sedang, ringan)
2. Intensitas terapinya, makin banyak jam terapinya makin bagus, minimal 40 jam per minggunya
3. Ada tidaknya gangguan komorbit
4. Inteligensi peserta didik
5. Faktor usia, perkembangan anak akan lebih cepat dalam usia di bawah 5 tahun
6. Komitmen orang tua
Ruangan yang disediakan untuk
latihan kepatuhan ini harus bebas distraksi dalam artian bebas dari benda-benda
yang dapat membuat buyar konsentrasi siswa. Menjauhkan siswa dari hal-hal yang
membahayakan. Guru dan asisten guru diusahakan selalu dalam keadaan siap,
karena bisa saja siswa melakukan hal-hal di luar dugaan guru seperti tiba-tiba
menjatuhkan badan ke lantai, menjedotkan kepala ke belakang ke arah asisten,
dan lainnya.
Penanganan hari-hari pertama
ini, dilewati oleh setiap peserta didik dengan waktu yang berbeda-beda. Ada yang
melewati satu minggu saja bahkan ada juga dalam waktu berbula-bulan, namun
belum bisa untuk duduk tenang.
Pengalaman kami sebagai guru waktu yang tidak sama tergantung kepada
respon dan kondisi peserta didik itu sendiri.
Kepatuhan yang sudah terbentuk
dengan baik di awal, akan mempengaruhi perilaku siswa untuk mengikuti proses
belajar mengajar selanjutnya. Jika mereka telah melalui ini dan sudah tertanam
konsep bahwa dengan belajar penuh
kepatuhan, mengikuti instruksi dan berespon benar, akan memperoleh
imbalan/reword dari guru (*).