Kisah Sukses Anak SMALB Menjadi Mandiri Lewat Menjahit
Awalnya, saya melihat murid-murid saya di SMALB (Sekolah Luar Biasa setingkat SMA) sudah beranjak remaja, tetapi mereka lemah dalam pelajaran sekolah (akademik). Mereka juga cenderung sangat aktif (hiperaktif) dan belum memiliki fokus pada keterampilan tertentu.
Tantangan besar bagi saya adalah bagaimana caranya agar mereka bisa hidup mandiri di masa depan. Saya ingin mereka mempunyai kemampuan (life skill) untuk memperoleh pekerjaan dan tidak selalu bergantung pada keluarga atau orang lain.
Untuk mengatasinya, saya melakukan beberapa hal: Pertama, saya melakukan asesmen setiap anak untuk mencari tahu bakat dan minat mereka. Kedua, saya bekerja sama dengan orang tua. Dan sebagai guru, saya juga ikut berbagai pelatihan menjahit (misalnya menjahit tas) baik yang diadakan sekolah sendiri maupun sekolah lain.
Setelah bakat menjahit mereka ditemukan, murid-murid menjadi sangat senang. Mereka belajar lebih fokus, tidak lagi sering keluar masuk kelas, bahkan saking asyiknya menjahit, mereka kadang tidak sadar kalau bel masuk atau bel pulang sudah berbunyi.
Awalnya, saya sangat cemas saat memperkenalkan alat-alat tajam seperti gunting, jarum, dan mesin jahit. Saya takut mereka marah tiba-tiba dan melukai diri sendiri atau orang lain. Namun, kekhawatiran itu tidak terjadi. Mereka berhasil menguasai alat-alat itu dan bahkan membuat berbagai karya cantik seperti celemek, topi koki, alas meja, baju, tas, dan sarung bantal kursi.
Murid-murid kini lebih percaya diri, dan saya bangga sekali dengan hasil kerja keras mereka. Hal ini memotivasi saya untuk terus mencari ide kerajinan lain yang bisa diajarkan. Meskipun baru dijual di lingkungan sekolah, karya mereka sudah laku. Orang tua pun merasakan manfaatnya, bahkan bisa langsung menjahit sendiri pakaian yang sobek. Kami juga sudah ikut pameran untuk memamerkan karya jahitan dari murid-murid istimewa ini.
#mari dukung setiap karya kecil meraka
Penulis: Efi Yanti, S.Pd






