
Pentingnya Imbalan dalam Pengajaran Anak dengan Gangguan Autism Spektrum Disorder Sekolah Luar Biasa Autisma YPPA Padang
Slbautisma-yppapadang.sch.id- Setiap orang bahkan sampai dewasapun butuh imbalan. Seorang siswa akan dijanjikan sepeda baru apabila bisa memperoleh juara kelas. Karyawan akan dijanjikan gaji apabila bekerja dengan baik. Sejatinya imbalan sangat berperan dalam memacu perilaku-perilaku yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh B.F Skinner disebut juga teori Skinner atau Operant Conditioning suatu metode pembelajaran yang menggunakan reward/hadiah dan punishment/hukuman sebagai konsekwensi perilaku. Prinsip teori ini konsekwensi yang menyenangkan akan memperkuat prilaku.
Dalam mendorong setiap anak untuk meningkatkan kualitas belajarnya seorang guru harus memberikan imbalan tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus termasuk anak dengan gangguan komunikasi, interkasi dan prilaku atau dengan istilah ASD. Dalam penyelenggaraan tatalaksana perilaku atau dengan pendekatan ABA ini digunakan imbalan-imbalan/hadiah bila anak berhasil mengerjakan sesuatu dengan atau tanpa promp. Perilaku operant ini bisa dibentuk melalui operant conditioning. Kita melatih anak autis untuk melakukan hal-hal yang dianggap baik dan setelah terbiasa, perilaku tersebut akan menjadi bagian dari perilaku sehari-hari.
Guru harus memperhatikan cukupnya kualitas dan kuantitas imbalan yang diberikan, jadi kekhawatiran akan terjadinya kebosanan pada anak tidak akan terjadi bahkan anak akan terus antusias serta mempertahankan dan meningkatkan respon-respon baiknya. Kita bisa bayangkan apa yang terjadi apabila selama sesi tatalaksana perilaku guru hanya memberikan instruksi demi instruksi tanpa adanya imbalan, tentulah pengajaran ini akan menekan anak dan terlihat kaku, bukan tidak mungkin anak akan menolak belajar dengan memunculkan perilaku yang tidak wajar.
Adapun masalah yang mempersulit pengajaran pada penyandang ASD adalah, imbalan yang terbatas, motivasi yang rendah singkatnya perhatian, mudah terdistraksi, kesulitan memahami hal-yang bersifat abstrak, menyibukkan diri secara aneh, munculnya stimulasi diri, kesulitan dalam menyampaikan keinginan. Guru harus mampu menekan perilaku ini dengan mencari sesuatu hal yang menyenangkan dan menarik bagi anak. Guru harus kreatif demi berlangsungnya pengajaran yang efektif. Apapun jenis imbalannya baik imbalan makanan, mainan/benda ataupun imbalan sosial haruslah mampu menciptakan terlaksananya tatalaksana perilaku yang bermakna.
Pentingnya imbalan dalam pengajaran adalah sebagai berikut :
1. Mampu meningkatkan respon positif.
2. Mengurangi perilaku-perilaku yang kurang wajar.
3. Meningkatkan kepatuhan dan ketahanan duduk.
4. Kecendrungan mengulang dan mempertahankan serta meningkatkan perilaku yang diiinginkan.
5. Membuat anak lebih berperhatian berespon sesuai dengan instruksi yang diberikan guru.
6. Membangun/menciptakan hubungan yang baik antara anak dan guru.
7. Meningkatkan kepercayaan anak pada guru.
8. Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan.
9. Goalnya meningkatkan kemampuan dan cepatnya anak dalam meluluskan setiap program.
Setiap anak ASD memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Setiap mereka unik adanya, mereka mempunyai potensi, ada yang cepat dalam menguasai program bahasa reseptif namun lambat dalam ekspresif, begitu sebaliknya. Salah satu cara membat mereka progress bergantung pada variatifnya imbalan.