
Peran Penting Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik SLB Autisma YPPA Padang
Ditulis Oleh : Asnitawati, S.Pd
Slbautisma-yppapadang.sch.id - Tugas pokok seorang guru mulai dari merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti pembelajaran, tentulah sangat memahami
kekuatan, kelemahan maupun potensi yang dimiliki masing-masing peserta
didiknya. Dalam prosesnya mereka mengikuti
dan menyerap materi pembelajaran
bervariasi, ada yang cepat dan ada juga yang lambat. Peserta didik autis
dengan gangguan yang komplek sangat mempengaruhi mereka dalam menyelesaikan suatu program.
Sebagian bisa dengan cepat, namun sebagian lagi membutuhkan waktu dalam menuntaskan materi,
bahkan adanya kendala lain dalam menyelesaikan kurikulum.
Guru
dengan pengalaman mengajarya dapat mengamati dan merefleksi pembelajaran yang
telah dilakukannya. Guru akan terus
belajar dan belajar bagaimana agar siswa yang mengalami kesulitan tersebut dapat
progress. Metode yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
siswa. Salah satu faktor lambatnya progres siswa autis adalah perhatian yang cepat beralih, kurang
focus dan asyik dengan diri sendiri.
Berdasarkan pengalaman guru adanya siswa yang lambat saat mempelajari program Bahasa Reseptif. Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan menunjuk gambar, ketika instruksi tunjuk gambar direspon siswa dengan menunjuk gambar tanpa melihat material teaching yang ada di atas meja. Hasilnya gambar yang ditunjuk siswa tidak sesuai dengan instruksi yang diberikan. Masalah-masalah yang muncul dalam belajar akan menjadi catatan guru, apabila siswa belum ada kemajuan dalam waktu yang cukup lama, maka guru dapat mencari cara lain agar siswa lebih paham. Berikut ini ada beberapa upaya yang dilakukan guru sehubungan dengan refleksi pembelajaran terhadap masalah yang dihadapi siswa :
1. Mengasesmen kembali program siswa
2. Mengganti dengan materi lain yang benar-benar dibutuhkan siswa saat ini dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhannya, dan menjemput kembali program tersebut di waktu lain.
3. Menyiapkan program kebutuhan khusus yang tepat sesuai dengan perkembangannya.
4. Menggunakan pendekatan ataupun media.
Guru
dapat mencari informasi ke orangtua untuk mengetahui kebiasaan siswa dalam belajar. Komunikasi
ini diharapkan dapat menemukan solusi atau cara
tepat bagi guru dalam melakukan perbaikan
pembelajaran. Bagaimanapun kerjasama antara guru dan orangtua sangat diperlukan
dalam mengejar keterlambatan mereka. Guru mempunyai tanggung jawab agar
siswanya berhasil dalam mengikuti berbagai kegiatan. Misalnya dari hasil
komunikasi diketahui siswa lebih tertarik belajar dengan laptop. Melalui media
ini ternyata siswa tersebut mampu mengetik nama buah/binatang dan mencarinya. Kenapa
tidak kita cobakan belajar dari hal-hal
yang mereka sukai. Siswa yang biasanya menunjuk
gambar, mulai kita cobakan dengan cara mengetik nama gambar di laptop. Meskipun
kadangkala siswa masih suka terbalik dalam mengetik hurufnya, tentu proses ini
membutuhkan latihan dan bimbingan continue, dengan adanya perhatian siswa pada
huruf dikeyboard sudah merupakan suatu
awal yang baik. Ketertarikan siswa terhadap media akan mempermudah pemahaman terhadap suatu
konsep.
Guru
yang kreatif, pantang menyerah dan tidak cepat putus asa akan terus melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) sampai menemukan
ide demi kemajuan siswa. Mengajar tidak hanya berdiri di depan kelas, namun
lebih kepada proses itu sendiri dengan refleksi pembelajaran menuju perbaikan
mutu pendidikan. Harapan indah seorang guru ketika siswa mampu menggeneralisasikan sesuatu yang diperolehnya
di sekolah dalam kehidupan nyata. (*)