-800x444.jpg)
5 KIAT DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD)
Ditulis oleh : Rini Yanty, S.Pd
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak
dengan gangguan spectrum Autism Disorder diantaranya;
Segi komunikasi social :
-
Keterlambatan dalam
perkembangan bahasa.
-
Kesulitan melakukan
komunikasi (percakapan dengan orang lain) bicara tidak dipakai untuk
berkomunikasi .
-
Penggunaan bahasa yang
berulang/stereotipe, repetitive, echolalia, aneh)
-
Sulit bermain peran baik
secara spontan maupun imajinatif)
Segi hambatan interaksi social :
-
Bermasalah dalam perilaku
nonverval misalnya kesulitan membangun kontak mata dengan lawan bicara,
ekspresi wajah yang kaku, ketidakmengertian dengan bahasa tubuh).
-
Terkendala dalam membina
hubungan pertemanan sesuai tingkat perkembangannya.
-
Kurang menunjukkan
ketertarikan dan kesenangan dengan orang lain.
-
Kurang mampu membangun
hubungan social emosional secara timbal balik.
Minat terbatas dan perilaku berulang :
-
Kecendrungan mempertahankan
suatu minat atau lebih dengan cara yang khas dan berlebihan misalnya memainkan
suatu objek dengan cara berlebihan.
-
Perilaku berulang atau
stereotipe misalnya bertepuk tangan, berputar-putar, menggoyangkan badan
berulang-ulang, mondar mandir).
-
Memiliki rutinitas/ritual
tertentu yang kaku.
-
Memiliki ketertarikan
pada bagian objek tertentu
Kesulitan
dalam berkomunikasi dan interaksi menyebabkan anak autis semakin asyik dengan
dunianya sendiri dan menarik diri dari lingkungannya serta tenggelam dalam
stimulasi diri. Anak autis dengan tipe verbal yang mempunyai modalitas dalam
bicara dapat dilatih terus menerus. Sebagai orang tua dan guru kita harus
membantu mereka dalam berkomunikasi seperti melatih mereka untuk mengungkapkan
apa yang mereka inginkan mulai dari yang sederhana sampai ke yang komplit. Bagi
anak autis non verbal dapat kita latih
dengan PECS (Picture Exchange Communication System) dengan simbol gambar
melalui tahapan PECS.
Ada
beberapa kiat yang harus diperhatikan guru dan orang tua untuk membantu anak
autis dalam berkomunikasi :
1. Berbicara
dengan kalimat tepat dan jelas, sambil membangun kontak mata dengan anak autis.
2. Gunakan
kosa kata yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak autis. Mereka dengan tingkat
kemampuan komunikasi yang berat, pilihlah kata-kata yang akrab, spesifik dan
konkrit serta ulangi seperlunya.
3. Fokus
pada pengembangan interaksi dan komunikasi di lingkungan di mana siswa berada.
4. Beri
waktu yang cukup untuk memproses informasi, mungkin perlu untuk berbicara pelan
atau jeda diantara kata-kata.
5. Gunakan
bahasa yang jelas, sederhana dan ringkas. Hindari kiasan dan ironi dapat
membingungkan siswa dengan kesulitan komunikasi.
Program
komunikasi dua arah ini dapat dijalankan pada kurikulum menengah dan lanjut
diantaranya programnya yaitu :
- Bahasa Ekspresif :
- bertukar informasi dengan gambars
- bertukar informasi social
- menyatakan tidaktahu untuk pertanyaan yang belum dikenal
- bertanya dengan “apa ini/ini apa”
- menyebutkan dimana
- menjawab pertanyaan pengetahuan umum
- menceritakan gambar dengan kalimat sederhana
- menemukan benda yang tidak terlihat
- meminta benda yang diinginkan dengan menggunakan kalimat sebagai jawaban mau apa
- menanyakan dengan pertanyaan (apa, siapa, unutk apa, bagaimana)
- Menceritakan benda dengan menggunakan kata
sifat dalam pandangan dan luar pandangan atau dengan langsung serta dengan
hambatan
Kiat seperti di atas dapat digunakan oleh orang tua di rumah dan guru-guru di sekolah regular, sehingga anak autis dapat terbantu dalam berkomunikasi.